'/> Lompat Tinggi Gaya Gunting (Scissors)

Info Populer 2022

Lompat Tinggi Gaya Gunting (Scissors)

Lompat Tinggi Gaya Gunting (Scissors)
Lompat Tinggi Gaya Gunting (Scissors)
Lompat Tinggi Gaya Gunting merupakan salah satu gaya lompat tinggi yang ditemukan oleh Sweney , sehingga Gaya gunting disebut juga dengan gaya Sweney. Sebelumnya pada tahun 1880, Sweney menggunakan gaya jongkok, namun alasannya ialah kurang irit maka Gaya Jongkok diubah menjadi Gaya gunting.


Gaya Gunting samping (Belanda : Sijschaar) diciptakan oleh michael Sweeney sekitar tahun 1895. Selanjutnya tahun 1896 sweney mengubah gaya jongkok menjadi gaya gunting.

Cara melaksanakan Gaya Gunting: Mula-mula seorang atlet mengambil awalan dari tengah. Bila Seorang Pelompat pada ketika akan melompat menggunakan kaki kiri sebagai referensi kemudian menggunakan kaki kanan sebagai ayunan, maka ia mendarat (jatuh) dengan kaki kanan juga.

Berikut ini Tahap-tahap untuk melaksanakan Teknik Lompat Tinggi Gaya Gunting (scissors):

1. Awalan
Awalan sanggup dilakukan dengan berlari dari arah depan agak serong kekanan  atau kekiri tergantung dari kaki mana yang akan digunakan sebagai tumpuan. Bila bertumpu dengan kaki kiri, maka arah awalan dari depan agak serong kanan. Dan Bila bertumpu dengan kaki kanan, maka awalan dari depan agak serong kekiri.
2. Tumpuan
Tumpuan dilakukan dengan kaki yang terjauh dari mistar  (kaki luar). Kaki bebas (kaki ayun) diayunkan lurus kedepan atas menyilang mistar.
3. Melayang
Pada ketika kaki ayun terlujur menyilang mistar, kaki tumpu (misalnya kaki kiri) segera di ayun lurus kesamping kanan dengan disertai memutar tubuh kekiri, pandangan kebawah. Saat itu pula kaki bebas ayun (kanan) diayunkan lurus kebelakang, sehingga kedua kaki seakan-akan menyerupai gerakkan gunting. Menjelang pendaratan kaki kiri diayun lagi kekiri bawah, kaki kanan di ayun kebelakang.
4. Pendaratan
Setelah melayang, maka saatnya pendaratan yakni dilakukan dengan kaki tumpu terlebih dahulu, perilaku tubuh menghadap mistar.
Beberapa kelemahan Gaya Gunting:

  • Titik tumpu jauh dari mistar.
  • Saat posisi melayang melewati mistar, memerlukan banyak tenaga sehingga kurang efisien.
  • Saat melayang melewati mistar, jarak antara titik berat tubuh dengan mistar terlalu jauh. 
Advertisement

Iklan Sidebar